Balada Pengantin Baru


“Jadi gimana? Masih mau nantangin kuat kuatan ga ngewe hm?” Ujar Juyeon mencibir.

“E-engga, Juyeon.. let me move, pleaseee 🥺” jawab Hyunjae memelas.

“No. Haru nya nakal. Jadi harus dihukum.”

Penasaran dengan apa yg sedang mereka perbuat?

Setelah menyelesaikan agenda makan siang yg romantis, keduanya sepakat untuk kembali pada rutinitas. Apalagi kalau bukan bekerja?

Bedanya, dibalik meja CEO tak hanya terdapat keberadaan Hyunjae disana, namun Juyeon juga.

Juyeon terlihat tengah duduk santai dengan keberadaan Hyunjae diatas pangkuannya. Sebenarnya hal tersebut terlihat sangat wajar jika keduanya memakai pakaian dengan benar. Masalahnya, kini celana bahan sepasang pengantin baru tersebut telah tanggal dan hanya menyisakan kemeja, itupun terlihat telah berantakan juga. Entah kemana jasnya pergi.

Jika Juyeon terlihat santai sembari bersandar pada sandaran kursi, maka berbeda dengan Hyunjae yg terlihat tegang dan sangat gelisah. Padahal ia sedang menatap layar komputernya sembari sesekali mengetikkan sesuatu disana. Karna kejantanan suaminya yg ternyata telah menancap sempurna pada hole nya sejak 15 menit yg lalu.

Benar, selama 15 menit keduanya dalam kondisi seperti itu tanpa gerakan apapun. Membuat Hyunjae benar-benar ingin menangis. Karna apa? Karna tangan Juyeon yg tak tinggal diam.

Satu lengannya melingkar erat pada pinggang Hyunjae, sementara satu tangan lainnya menggenggam penisnya dan sesekali membuat gerakan mengocok atau memijat. Hyunjae benar-benar frustasi dibuatnya.

“Nghhhhh..”

“Sstttt.. udah dibilang jangan berisik.”

“Ga ku-kuathhh Juyeooonnnnn..”

“Terus, Haru mau apa hm?”

“A-ayo pindah ke soofffa. Tidurin akkuhhh.. ha-hajar aku sampe kkka-kamuu puashhh.. tattt-tapi jangan ginihh 🥺”

“Gamau. Ayo kerja dulu yg bener.”

Hyunjae yg kesalpun nekat menaik turunkan pinggulnya. Namun secepat kilat ditahan oleh Juyeon dan kembali ditarik kebawah, membuat kejantanannya menghujam dengan kuat.

“AAAKKHHHHHHH!!”

“Siapa yg nyuruh kamu gerak hm? Ayo lanjutin kerjaannya.” Ujar Juyeon sembari terus menggoda kesayangannya itu dengan mengecupi dan mengendus-endus tengkuk Hyunjae dari belakang.

Ekspresi Hyunjae yg sedang horny bercampur frustasi tersebut terlihat sangat seksi dimata Juyeon. Dan ia suka melihatnya.

Ingin rasanya Hyunjae menuruti perintah Juyeon, namun otaknya tak lagi berfungsi. Nafsunya sudah berada dipuncak.

Lalu, ia raih tangan Juyeon yg sedang menggenggam penisnya, dijilatnya telapak tangan besar tersebut, kemudian dikembalikan pada tempatnya.

Juyeon paham apa yg Haru nya inginkan dengan telapak tangannya yg basah tersebut. Ia pun membuat gerakan naik turun dengan perlahan.

Dan Hyunjae yg pasrah duperlakukan seperti itu kemudian menyandarkan tubuhnya pada dada bidang lelakinya sembari memejamkan mata.

“Ini yg Haru mau hm?”

“I-iyahhh..”

“Enak sayang?”

“Eung 🥺”

“Haru suka?”

“Susss-sukahh.. bolehh lebih cepet lagihh? Pleaseeee..”

“No.” Sahut Juyeon singkat sembari menggenggam penis Hyunjae dengan erat dan menutup lubang diujungnya dengan ibu jari. Membuat Hyunjae mengernyit merasakan ngilu karna gagal orgasme.

“Mau nangis..”

“Nangis aja.”

“Biarin dia keluar. Pleaseeee 🥺”

“Gaboleh ngeduluin aku. Harusnya kan barengan.”

“Makanya ayo gerakin kontol kamu itu yg kenceng sampe aku minta ampun jangan diem aja aku udah gakuat!!”

“Heh mulutnya.. berdiri. Rebahan dimeja.”

Jelas saja Hyunjae kegirangan mendengarnya. Dan sontak menuruti apa yg suaminya perintahkan.

Setelah menyingkirkan beberapa benda dari atas meja, Hyunjae melepas sisa kain yg menempel di tubuhnya lalu menaiki meja dan berbaring disana dengan kondisi telanjang bulat, tak lupa ia juga membuka kedua kakinya lebar-lebar seolah sengaja mengundang singa yg lapar.

Pemandangan yg indah bagi Juyeon yg terlihat masih duduk ditempatnya. Jadi sekarang posisinya Hyunjae tengah mengangkang tepat didepan matanya. Sebelum pada akhirnya berdiri dan kembali menancapkan kejantanannya yg besar pada sarangnya.

Untuk permulaan, Juyeon hanya membuat gerakan pelan dan terkesan lembut sembari mencumbu tubuh polos dalam kungkungannya tersebut. Tak melewatkan barang seinci pun. Menjamah semua bagian hingga membuat Hyunjae melayang.

Permainan suaminya tak pernah gagal, masih sama seperti yg dulu. Membuatnya merasa begitu dicinta dan diinginkan. Membuatnya merasakan seolah tubuhnya adalah satu-satunya hal yg paling Juyeon sukai melebihi apapun. Sapuan lidah Juyeon diatas kulit mulusnya menimbulkan sensasi aneh namun candu. Dan yg paling Hyunjae sukai adalah sesapan agresif Juyeon pada kedua nipplenya yg selalu menimbulkan sebuah sengatan nikmat bercampur geli yg terus memacu hasratnya untuk meminta lebih. Hyunjae akan selalu menekan kepala Juyeon saat lelaki itu asyik bermain dengan kedua nipple pink nya.

“Nghhhh isep teruusshhh yg kencenghh.. sshhh geli..” ujarnya sembari menggeliat.

“Gi-gigitinhh.. tapi jajj-jangan kenceng kencenghhh.. nghhhh iya gitu e-enakhhh..”

“Sayang, aku mau keluar.”

“I-iyahhh.. chiumm..”

Jangan harap ciuman tersebut akan terasa lembut. Saat sepasang loverbird tersebut sampai pada puncaknya, pagutannya akan sangat agresif dengan nafas yg memburu. Saling menyesap kasar seiring cepatnya gerakan dibawah sana hingga sebuah hujaman mengakhiri semua pergerakan dan rasa hangat mulai menjalar dalam tubuh Hyunjae akibat luapan air mani suaminya. Membuat lubangnya terasa penuh.

Sementara miliknya sendiri mengotori salah satu tangan Juyeon. Karna lelaki itu akan selalu menggenggam milik kesayangannya saat mereka bersetubuh dikantor agar tak mengotori tempat itu.

“Jangan takut aku bosen lagi ya? Kita udah nikah. Sekarang kamu harus percaya kalo aku ga cuma butuh tubuh kamu doang. Karna aku akan terus ada disini, disamping kamu, selamanya..”

“Sekarang aku ga harus minta ngewe tiap hari cuma biar bisa deket sama kamu terus. Karna sekarang kamu punyaku..”

“Tapi kalo ini dilanjutin mau?”

“Maulah!”

“Dasar.. udah yuk kerja lagi. Nanti malem aja dilanjutin di rumah. Lama ga di bj in sama kamu kangen juga rasanya.”

“Iya ntar malem aku makan titid kamu.”