Chanhee's punishment


Chanhee dibuat gelagapan kala air yg begitu dingin disiramkan berkali kali pada tubuh telanjangnya.

Susah payah ia berusaha meraup oksigen agar dapat terus bernafas dan menjaga kesadarannya yg dipaksa kembali walaupun sejujurnya untuk membuka mata saja ia tak sanggup.

Terlebih, rasa sakit di kepalanya semakin menambah berat penderitaannya saat itu. Namun Chanhee hanya bisa pasrah tanpa mau memberontak karna ia tak punya tenaga lagi.

Yg dapat Chanhee lakukan hanyalah menangis, merintih, dan memohon ampun pada ketiga dominannya yg kini kembali diliputi kemurkaan. Sembari terus menyiramkan air yg sedingin es tersebut padanya tanpa belas kasihan sedikitpun.

Ketiganya benar benar marah dan terus terusan mengucap kata kotor padanya.

Kini Chanhee telah sadar betul akan kondisinya yg penuh dengan kissmark, yg menghiasi setiap inci kulit putihnya. Dan ia sendiripun juga jijik melihatnya.

“U-udaahh.. ampun.. di-dingin.. berhentii.. aku mohon..” rintih Chanhee mengiba.

Tubuhnya gemetar hebat. Namun sensasi dingin tersebut perlahan mampu mengembalikan kesadarannya sedikit demi sedikit.

Hyunjae : “udah sadar beneran hm?”

Chanhee : “u-udah.. berhenti yaaa.. dingin.. ampuun.. takut..”

Juyeon : “udah udah berhenti. Ntar dia sakit makin panjang urusannya.”

Setelahnya, Younghoon mengulurkan kedua lengannya pada Chanhee. Mengisyaratkannya untuk berdiri karna posisi Chanhee kini sedang meringkuk diatas kloset. Lalu menggendongnya untuk dibawa kembali ke kamar.

Hyunjae : “liat, penampilan lo udah kek jalang! Kotor! Menjijikkan!!”

Chanhee : “i-iya.. maaf.. jangan marah terus.. takut..”

Younghoon : “udah dibilang berkali kali jangan asal deket sama orang. Mau itu dominan, mau submissiv, dimana mana cowo itu sama aja kecuali kita bertiga. Tapi kamu gabisa dibilangin. Kamu nyepelein. Jadi yaudah kita mau kaya cowo diluaran sana aja biar ga kalah cepet sama yg lain. Masa iya udah susah susah jagain tapi yg enak orang lain? Gabisa gitulah!”

Chanhee : “mmak-maksudnya gimana? 🥺”

Juyeon : “air doang ga cukup buat bersihin badan kamu. Jadi mending diganti sama punya kita. Sekalian ditaken sebagai tanda kepemilikan biar kalo mau macem macem lagi kamu inget sama kita. Terus happy ending deh hehehe..”

Chanhee meringsut mundur sembari meraih selimut untuk menitupi tubuh polosnya ketika ia melihat ketiga dominan di depannya tersebut mulai membuka pakaiannya satu persatu dan melihatnya dengan tatapan lapar. Lalu sepersekian detik selanjutnya selimutnya ditarik paksa oleh Hyunjae dan dibuang ke sembarang arah.

Chanhee semakin mendekap erat dirinya sendiri saat ketiga dominannya itu mulai merangkak menaiki ranjang setelah menanggalkan semua pakaian mereka.

Lalu, kedua kakinya ditarik paksa oleh Juyeon hingga kini posisinya terlentang. Seluruh tubuhnya terekspose jelas karna Chanhee tak bisa lagi menutupinya dan memilih pasrah karna lemas.

“Mulai detik ini, kamu milik kami bertiga ya, sayang..” ujar Younghoon yg telah memposisikan diri diantara kedua kaki Chanhee.

Sementara itu Juyeon dan Hyunjae ada di kedua sisinya.

“Sayang banget mahakarya Tuhan yg seindah ini harus dikasih ke orang lain. Mending buat kita. Karna apa? Karna kita ga cuma pengen nikmatin doang. Kamu milik kita bertiga selamanya. Ngerti sayang?” Sambung Juyeon dengan kedua tangan yg sibuk menyusuri lekuk tubuh Chanhee. Lantas berhenti diatas dadanya. Sibuk bermain dengan nipple pinknya yg telah mengeras.

“Nghhh ge-geli Juyoooo..”

Chanhee mulai resah. Ia terlihat menggeliat geliat menahan rasa aneh yg mulai menjalari tubuhnya. Entah apa itu, karna Chanhee baru kali ini merasakannya. Semakin lama semakin menguat seiring dengan intensnya sentuhan ketiga lelaki yg kini telah resmi menjadi kekasihnya tersebut.

Hyunjae : “kenapa hm?”

Chanhee : “e-engga tau. Rasanya aneh 🥺”

Younghoon : “udah panas dia. Ayo mulai.”

Tanpa persiapan apapun, tiba tiba Chanhee diserang begitu saja. Bibirnya disambar oleh Hyunjae, dan kedua nipplenya diraup rakus oleh Juyeon. Sesekali, Juyeon juga akan menggigitinya. Sakit memang, namun entah mengapa rasanya justru ingin lebih dan lebih.

Dan inilah puncaknya, rasa sakit yg luar biasa besar mulai menjalar seiring dengan gerakan Younghoon yg terus mendesak dibawah sana.

Chanhee ingin berteriak sekeras yg ia bisa namun mulutnya terbungkam. Bukan lagi dengan bibir Hyunjae, melainkan dengan penisnya yg sebelumnya dijejalkan paksa kedalam mulutnya. Lalu, salah satu tangannya diraih oleh Juyeon dan mengisyaratkan untuk menggenggam penis besarnya.

Air mata Chanhee mulai mengalir deras membasahi wajah cantiknya.

Younghoon : “sakit banget ya?”

Chanhee : “eung 🥺”

Setelahnya, tak ada lagi suara yg terdengar. Ketiga kekasih Chanhee sibuk mengejar nikmatnya sendiri sendiri. Dan tentu saja bergantian menyetubuhinya. Demi apapun, tubuh Chanhee yg sebelumnya terasa lemas kini semakin remuk.

Seolah tak diberi ampun, Chanhee digagahi oleh ketiga dominan dengan ukuran tubuh yg jauh lebih besar darinya tersebut secara bergiliran sampai pagi menjelang.

Setelah dirasa puas, keempat pemuda yg sedang dimabuk cinta tersebut jatuh terlelap dengan tubuh yg masih tak berbusana. Hanya selimut tebal yg membalut tubuh mereka. Dan entah mengapa di situasi seperti ini Chanhee baru benar benar menyadari sekaligus merasakan betapa besar cinta yg menguar dari dalam diri para kekasihnya. Tubuh polos yg saling bersentuhan demi berbagi kehangatan tersebut terasa sangat nyaman. Kini Chanhee telah menemukan 'rumahnya'.