Intimate First Time


Sesampainya diruangan praktek pribadi milik Hyunjae, Juyeon buru buru mengunci pintu rapat rapat karna shock melihat si penghuni yg sedang duduk dipinggiran bangsal, dengan kondisi hampir telanjang. Karna hanya menyisakan kemeja yg sedikit kebesaran dengan kancing yg nyaris terlepas semua.

Lalu saat Juyeon berjalan menghampirinya, kemeja tersebut disingkap. Menampilkan seluruh tubuhnya yg montok dan menggoda. Jelas, Juyeon dibuat menelan ludah karenanya.

“Wow.. nikah 2 tahun lebih tapi baru sekarang aku liat full nakednya. Montok banget.. kayanya enak digigitin.”

“Kalo gitu gigitin aja. Gigit dimanapun yg kamu mau. Abisin! Semuanya punya kamu.” Sahut Hyunjae pada suaminya yg kini telah berdiri diantara kedua kakinya yg menggantung.

Pertama tama, bibir tipisnya itu diraup dengan rakus oleh Juyeon. Lalu sembari berciuman, kedua tangannya diraih oleh Juyeon dan diarahkan ke celananya.

Hyunjae paham apa maksudnya. Tanpa basa basi, ia membuka ikat pinggang, resleting, lalu menurunkan celana Juyeon.

Namun sesaat kemudian Hyunjae dibuat melotot ditengah tengah ciuman mereka setelah memegang penis Juyeon yg sebelumnya telah mengeras. Karna ternyata ukurannya jauh lebih besar dari yg ia bayangkan. Saat sedang ereksi, satu genggaman tangan Hyunjae tak dapat melingkupinya.

Melihat reaksi Hyunjae, Juyeonpun semakin gencar menggodanya dengan menjamah seluruh permukaan kulit putihnya. Dan sesekali berhenti di beberapa titik kenikmatan seperti pada nipple dan penisnya yg juga telah menegang. Yg terakhir, Juyeon mengulurkan kedua lengannya ke belakang untuk meremas kedua belahan pantatnya yg sintal.

Dirasa cukup membuat Hyunjae sedikit panas, ia pun duduk dipinggiran ranjang dan meminta Hyunjae untuk bergantian turun. Menuntunnya agar berdiri diantara kakinya yg terbuka lebar dan meletakkan kedua tangan Hyunjae pada penisnya yg kini terpampang jelas seolah mempertegas kejantanannya sebagai seorang dominan yg tangguh.

Lagi lagi Hyunjae dibuat menelan ludah karenanya.

“Blow jobin dulu yaaang.. biar makin keras.”

“I-ini, segini ini be-belum keras?”

“Belum itu. Masih bisa lebih gede lagi.”

“U-udah gila 😳”

Juyeon tak sabar, dipegangnya penis besarnya itu dibagian bawah dengan satu tangan, lalu satu tangannya lainnya menggiring kepala Hyunjae agar menunduk dan menjejalkan paksa penisnya yg besar hingga menerobos masuk melewati bibir tipis si manis yg kini terlihat kewalahan karna mulutnya yg sesak.

Awalnya, Juyeon pikir penis besarnya itu akan membuat Hyunjae gila, namun nyatanya ialah yg dibuat frustasi. Skill Hyunjae yg notabene seorang duda benar benar tak bisa diremehkan.

Awalnya, Hyunjae menjilat jilat dibagian luar dengan ujung lidah yg menari nari menyusuri otot otot yg menegang dan berhenti di puncak. Lalu diputar putarnya ujung lidah tersebut diatas kedua lubang dibagian atas. Membuat Juyeon berkali kali mendesis frustasi yg lantas dibalas dengan kedipan mata yg menggoda oleh Hyunjae seolah sedang menantang.

Sebelum pada akhirnya penis besar tersebut kembali dimasukkan kedalam mulut dan dihisap kuat kuat membuat Juyeon menggeram sembari menggerakkan pinggulnya menahan frustasi. Dan tak lama kemudian dihentakkanlah pinggulnya keatas sembari menekan kepala Hyunjae kebawah sengan kuat. Membuat si manis tersedak karna kini merasakan cairan hangat meleleh didalam mulutnya.

“Telen.” Perintah Juyeon. “Kamu nakal banget ya ternyata..” Lanjutnya, dan Hyunjae hanya mengedikkan alisnya sembari sibuk membersihkan penis suaminya itu dari sisa sisa pelepasannya.

Setelah Hyunjae kembali menegakkan badannya, Juyeonpun merengkuh tubuhnya. Namun tak untuk dipeluk, kedua lengannya yg terulur kebelakang sedang mengusap usap lubang kenikmatan yg sedari awal diincar. Membuat Hyunjae mulai gemetar menahan ledakan hormonnya yg mulai tak terkontrol.

“Dikira aku gabisa bales apa?? 😏”

“Nghhh Ju-Juyeon..”

“Apa sayang? Mau apa?”

“A-ayo masukiiinn 🥺” rengeknya seperti anak kecil yg mengiba meminta mainan.

Juyeon tau bahwa sebenarnya Hyunjae menginginkan penis besarnya, namun ia justru memasukkan satu jarinya lalu tersenyum usil, sembari mengeratkan rengkuhan salah satu tangannya dipinggang Hyunjae saat tubuhnya menegang.

“Ihhh gamau ituuuu!!”

“Terus mau apa hm?”

“Mau ini..” Jawabnya lirih sembari meraih penis suaminya yg masih menegang untuk dipijat pijat kecil dan dikocok sesekali agar semakin mengeras kembali.

Tak mau kalah, Juyeon menambah satu jari lagi. Membuat Hyunjae terpejam sembari mendesis karna kini kedua jarinya membuat gerakan seperti menggunting.

“Ck, kamu ngapain sih?! Sshhh..”

“Persiapan yang. Biar kamu ga kaget kemasukan rudal.” Jawab Juyeon enteng sembari menenggelamkan wajahnya diceruk leher Hyunjae lalu menyesapi kulit putihnya hingga meninggalkan bercak kemerahan di beberapa tempat. Dan Hyunjae semakin dibuat gemetaran karenanya.

Terlebih, kini Juyeon telah beralih ke area dada. Mencari mainan favoritnya dan dihisapi secara brutal. Sesekali, sebuah gigitan juga terasa pada nipplenya yg kini telah mencuat keras. Demi apapun, Hyunjae ingin berteriak sekencang mungkin dipermainkan seperti itu.

Belum reda rasa frustasinya, kini Hyunjae justru dibuat melenguh menahan nafsu saat Juyeon tiba tiba saja merosot turun dari pinggiran bangsal, membuat penis mereka bergesekan. Ingat, Juyeon masih dalam keadaan merengkuh erat tubuhnya. Bagaimana Hyunjae tak semakin gila rasanya saat milik keduanya bersentuhan?

“Ngghhhhh..”

“Kenapa hm?”

Bukannya menjawab, Hyunjae malah menggerak gerakkan pinggulnya resah. Menimbulkan sensasi tersendiri pada penis keduanya yg masih saling menekan dibawah sana.

Lalu tiba tiba Juyeon menyodorkan salah satu telapak tangannya pada Hyunjae,

“Jilatin sampe basah.” Perintahnya kemudian.

Tak lagi bisa berpikir jernih, Hyunjae hanya menurutinya. Namun ia dibuat terbelalak setelahnya saat Juyeon memundurkan badannya sedikit dan menggenggam miliknya. Mengocoknya tanpa ampun dan tanpa bisa protes karna mulutnya dibungkam dengan sebuah ciuman yg tak kalah brutal. Hyunjae tak menyangka bahwa Juyeon yg terlihat kalem akan seagresif ini saat berhubungan intim. Namun Hyunjae mulai menyukai permainannya yg seringkali tak tertebak.

Tak lama kemudian meringat mulai membasahi dahi Hyunjae dan tatapannya berubah sayu. Tubuhnya gemetar hebat menahan pelepasan.

“Keluarin cepetan.” Ujar Juyeon datar. Entah kali ini apalagi yg akan ia lakukan.

Kedua tangannya mencengkeram erat lengan sang suami saat cairan kenikmatannya menghambur keluar mengotori penis dan perut Juyeon yg berada persis didepannya. Nafasnya memburu namun sepertinya Juyeon tak ingin membiarkannya untuk bernafas barang sebentar saja.

Karna setelahnya, Juyeon membalurkan cairan cinta milik Hyunjae pada penis besarnya sembari mengocok ngocok kecil. Lalu menuntun tubuh Hyunjae kepinggir bangsal dengan posisi membelakanginya.

“Nungging yang..” pintanya. Dan Hyunjae hanya bisa menurut, lantas merebahkan bagian atas tubuhnya diatas kasur.

Dan tak lama kemudian sesuatu terasa menerobos masuk dengan brutal tanpa aba aba dan persiapan apapun. Tak ada yg bisa ia lakukan selain menenggelamkan wajahnya pada bantal yg sedang ia peluk lalu berteriak sekencang kencangnya.

Sesaat kemudian, Hyunjae melihat kedua lengan Juyeon berada di kedua sisi tubuhnya. Juyeon merundukkan badannya untuk mengecupi punggung dan tengkuk Hyunjae yg meremang.

“Sakit yang?” Tanyanya pada Hyunjae kemudian.

“Kaya nya robek deh. Perih banget seriusan. Aku pikir kamu bakalan cupu. Ternyata suhu.. ampuuun.. 🥺”

“Apa? Ampun???” Remeh Juyeon dengan nada menggoda sembari menghentakkan pinggulnya agar penisnya tenggelam sempurna. Membuat Hyunjae lagi lagi teriak teredam diatas bantal.

Setelahnya, Juyeon kembali menegakkan badannya dan meremas kedua bongkahan sintal milik Hyunjae, lalu mulai memompa gerakannya. Nafsunya semakin terpacu kala ia melihat lubang ketat Hyunjae melahap penis super besarnya bawah sana.

Lalu, iseng iseng Juyeon merekamnya sekilas dan memberikannya pada Hyunjae yg tengkurap didepannya.

Jelas saja Hyunjae melotot tak percaya. Penis besar milik suaminya itu benar benar membuatnya berantakan. Bahkan, dalam rekaman tersebut lubangnya telah memerah sempurna seiring keluar masuknya penis Juyeon.

“Udah gila!”

“Tapi enak ga?”

“Ngggg e-enakhh..”

“Ngomong yg jelas sayang..” Ujar Juyeon sembari menghentakkan pinggulnya.

“e-ENAK!! Sshhhh gede bangethhh.. gakuattthhh 🥺”

Lagi lagi bertindak tak terduga, tiba tiba saja Juyeon mencengkeram rambut Hyunjae dan memiringkan kepalanya. Lalu merendahkan tubuhnya hingga wajah keduanya berhadap hadapan, dengan gerakan memompa yg masih konsisten.

“Enak banget ya yang?”

“Eung 🥺”

“Enak mana sama punya Younghoon?”

Hyunjae menegang. Tenggorokannya tercekat. Tak percaya akan apa yg ia dengar.

“Ka-kamu tau?”

“Tau. Tapi gapapa aku gabakal marah. Salahku juga ngilang gitu aja, salahku juga karna penyakitan dan gabisa ngasih nafkah batin. Tapi sekarang udah bisa. Jadi sekarang semua ini cuma milik aku. Jangan pernah macem macem lagi atau mending kita mati bareng aja.”

“Ma-maafin aku.. aku jajj-janji gabakal terulang lagi. A-aku punya kamu. Semua i-ini punya kamu 🥺”

“Bagus..”

Setelahnya tak ada lagi sesuatu yg terdengar dari ruangan tersebut walaupun Juyeon semakin brutal dan tak terkontrol akibat rasa kecewa. Namun Hyunjae yg telah lemas hanya pasrah tak berdaya.