Jawaban dari Segala Pertanyaan
Disini lah Younghoon sekarang. Duduk tak nyaman didalam rumah Chanhee karna efek dari rasa canggung setelah berhari hari saling mendiamkan satu sama lain. Suasana terasa sedikit canggung.
Chanhee sendiri urung membuka suara. Yg ia inginkan, Younghoon mengungkapkan apa yg dirasakannya terkait sikapnya yg tak jelas akhir akhir ini.
Chanhee juga terlihat tersenyum penuh kemenangan karna ia berhasil menang dan tahan untuk tak menghubungi kakak tampannya tersebut.
Hubungan yg aneh. Tanpa kejelasan apapun namun benar yg Chanhee katakan sebelumnya bahwa mereka saling membutuhkan satu sama lain.
“Dek.. jangan diem aja dooong..”
“Loh bukannya kakak yg butuh? Kakak yg punya banyak pertanyaan buat aku jawab kan?”
“Tapi, bingung mau mulai dari mana...”
“Kenapa kakak marah marah gajelas sama aku? Kakak cemburu kan?”
“I-iya..”
“Kenapa ga terus terang aja?”
“Karna kakak pikir kamu emang bener bener normal, jadi alangkah baiknya kalo kita berakhir dengan tidak baik biar kakak gampang jauhin kamunya.”
“Tbh yg aku lakuin kapan hari itu cuma buat perbandingan. Karna apa? Karna aku lebih nyaman sama kakak. Aku lebih suka menerima afeksi daripada memberi. Aku lebih suka dimanjakan daripada memanjakan. Dan aku lebih suka diayomi daripada mengayomi. Tapi aku pikir waktu itu terlalu cepet buat ngambil kesimpulan jadi aku mutusin buat balik jadi diriku yg kaya biasanya buat yg terakhir kali sebelum akhirnya aku coming out pada dunia siapa aku sebenernya. Dan kaya yg kakak liat sekarang, aku lebih suka berpenampilan feminim kaya gini daripada sagar kaya tadi. Terus kalo kakak nanya apa yg sekarang bikin aku ga yakin kalo aku normal ya karna perasaanku ke kakak yg udah aku jelasin diawal tadi.”
Younghoon menegang dibuatnya. Rasa kaget terukir jelas pada wajah tampannya. Terlebih saat tiba tiba Chanhee bangkit dan menghampirinya, lalu dengan entengnya pemuda cantik tersebut duduk dipangkuan Younghoon serta mengalungkan kedua lengannya pada lelaki dengan postur lebih besar darinya tersebut.
“Asal kakak tau, ternyata selama ini aku suka sama kakak tapi aku denial.” Lanjutnya lirih sembari menatap dalam kedua mata Younghoon.
Dan tanpa pikir panjang, spontan Younghoon menarik tengkuk Chanhee lalu menempelkan bibir keduanya. Dirasa tak ada perlawanan, Younghoon lantas melumatnya dengan lembut, dan menyesapinya.
Hingga pada akhirnya Chanhee memberikan akses lebih dan berakhir keduanya saling membelit lidah serta bertukar saliva. Sangat khidmat. Seolah sebuah ungkapan rasa cinta dari relung hati yg paling dalam. Membuat Chanhee terbuai akan perlakuan lembut pemuda tampan tersebut. Membuatnya berdebar hebat disetiap sentuhannya. Serta kebahagiaan yg membuncah seolah perutnya dipenuhi ribuan kupu kupu.
Lalu, ciuman tersebut ditutup dengan sebuah kalimat yg memang Chanhee tunggu tunggu sedari tadi,
“Please be mine...”
“Im yours kak.. ternyata aku sayang kakak lebih dari sekedar teman.”
“Kakak lebih sayang sama kamu. Dari lama.. jauh sebelum kamu ngeraguin jati dirimu. Tapi please jangan pernah mikirin itu lagi. Ini bukan sekedar soal orientasi seksual. Ini soal kenyamanan hati. Karna kita gapernah tau kemana cinta jatuhin pilihannya. Itu juga yg jadi alesan kenapa kakak gamau nyari pacar atau gapernah keliatan deket sama orang. Karna yg kakak mau cuma kamu.. walaupun dulu kakak taunya kamu itu cowo normal. Tapi balik lagi, kita gapernah tau kemana cinta bakal jatuhin pilihannya. Dan nyatanya hati gapernah salah milih tempat berlabuh. Kalo emang udah takdirnya, pasti bakal nemuin jalan. Mau sesulit apapun itu..”
“Makasih untuk tetep sabar dan stay disini. Walaupun dulu kakak tau ini mustahil..”