Kebencian yg Menjalar
Belum kering luka memar dan lebam-lebam di tubuh Juyeon namun ia harus kembali menerima pukulan yg bertubi-tubi saat Younghoon menampakkan dirinya.
Sebelumnya, pemuda jangkung tersebut kelimpungan setengah mati mencari sahabatnya yg menghilang seminggu belakangan. Hingga pada akhirnya mendapat jawaban saat bertemu dengan ayah dari Hyunjae. Lantas memutuskan untuk pergi saat itu juga ketempat dimana Hyunjae berada dengan tergesa-gesa.
Sesampainya di rumah sakit, yg ia lihat pertama kali saat membuka pintu adalah eksistensi Juyeon, yg sontak membuat amarahnya membuncah.
Sementara Juyeon sendiri hanya bisa pasrah. Ia terima semua rasa kecewa dari siapapun dengan lapang dada. Karna semua ini memang salahnya.
Sama seperti yg terjadi sebelumnya, hari dimana Hyunjae memutuskan untuk mengakhiri hidup, Juyeon dihajar habis habisan oleh mertuanya sendiri didepan semua anggota keluarganya, yg tak satupun peduli atau berusaha menyelamatkannya. Mereka pasrah.. mereka malu akan kelakuan Juyeon selama ini.
Dan sejak itu pulalah Juyeon berada disana menunggu Hyunjae membuka matanya dengan setia.
Juyeon tak lagi peduli akan apa yg terjadi disekitarnya, karna benaknya dipenuhi oleh bayang-bayang Hyunjae. Bahkan iapun tak peduli pada dirinya sendiri. Karna hanya ada satu hal yg Juyeon inginkan, yaitu melihat Hyunjae membuka matanya.
Sejak hari pertama Hyunjae masuk rumah sakit, Juyeon dengan setia menunggu disana, ia tak mau makan, minum, mandi, bahkan sekedar tidur untuk beberapa menitpun tak mau. Juyeon benar benar takut ditinggal pergi jika meninggalkan Hyunjae barang sekejap saja. Karna sampai sekarang Hyunjae belum menunjukkan tanda-tanda kehidupan.
Mungkin Hyunjae masih bisa bernafas, namun tubuhnya terbaring tak berdaya seolah tak bernyawa. Padahal sudah genap seminggu ia dirawat dirumah sakit dengan diagnosa overdosis dan cidera parah didalam kepalanya.
Hingga detik ini Hyunjae masih setia memejamkan matanya. Entah apa yg terjadi, mungkin ia terlalu asik tenggelam pada dunianya sendiri yg indah di alam bawah sadarnya. Dan tentunya tak akan ada lagi orang yg bisa menyakitinya.
Mungkin..
Dan keseharian Juyeon disana hanya dihabiskan untuk mengobrol walaupun tak mendapatkan feedback. Keadaannya sangat memprihatinkan.
Luka memenuhi sekujur tubuhnya, kantong matanya menghitam, tubuhnya semakin hari semakin kurus, matanya seringkali terlihat sembab serta wajahnya membengkak, dan penampilannya juga acak acakan karna tak berganti baju selama berhari hari. Juyeon terlihat seperti orang gila. Sangat menyedihkan..