Malam pertama


Malam itu, udara terasa semakin dingin. Suara rintik hujan juga mulai terdengar beradu dengan atap. Menambah syahdu pada suasana.

“belum ngantuk, sayang?” tanya Sangyeon sembari mengeratkan pelukannya pada tubuh Hyunjae

Keduanya masih dalam posisi yg sama seperti sebelumnya.

“belum mas. Lagian besok kelasku agak siangan. Filmnya lagi seru nih, nanggung udah setengah jalan.” balas Hyunjae sembari memiringkan kepalanya, karna kini ceruk lehernya telah ditempati oleh kepala sang suami dengan dekapan yg semakin dalam.

“baunya lucu, kaya bayi.” ujar Sangyeon sembari menghirup aroma tubuh Hyunjae dari ceruk lehernya.

“aku kan emang suka mandi pake sabun bayi mas. Enak aja baunya. Aku suka.” balas Hyunjae sembari bergerak gerak gelisah karna Sangyeon mulai mengecupi kulit lehernya yg seputih susu itu.

“maasssss..” rengeknya gelisah.

Namun Sangyeon seolah tuli. Bukannya berhenti, kedua tangannya kini justru ikut bermain main diluar piyama yg Hyunjae kenakan. Menelusuri lekuk tubuh Hyunjae lalu berhenti tepat di dadanya yg montok.

Diusap usapnya dada Hyunjae dari luar hingga terlihat sesuatu yg mungil mencuat disana.

“mmassss.. ka-kamu.. nghh..” Hyunjae gelagapan dibuatnya.

Setelahnya, Sangyeon menarik selimut hingga menenggelamkan Hyunjae dan hanya menyisakan kepalanya.

Didalam sana, Sangyeon mulai membuka satu persatu kancing piyama yg Hyunjae kenakan hingga terlepas seluruhnya. Lalu menelusuri inci demi inci kulit mulusnya, meremas dadanya, dan memilin nipple mungilnya yg telah mencuat keras.

Tak cukup sampai disitu, salah satu tanganya mulai turun kebawah dan menghilang dibalik celana piyama Hyunjae.

“massss.. ka-kamu mau i-itu yaa?” tanya Hyunjae lirih dengan nada suara yg bergetar menahan desahan.

“massss aku ta-takut..”

“bajunya di lepas dulu sayang..” bibik Sangyeon lirih, setelahnya mengecup lembut telinga Hyunjae dengan bibirnya yg basah. Membuat Hyunjae bergidik seolah tersengat aliran listrik bertegangan tinggi.

Jujur saja Hyunjae takut, namun ia paham betul bahwa melayani sang suami diatas ranjang sudah menjadi kewajibannya. Maka, tak ada pilihan lain selain menuruti apa yg diperintahkan.

Hyunjae menegakkan duduknya, sembari berusaha mempertahankan selimut untuk menutupi tubuhnya, perlahan Hyunjae melepaskan pakaiannya lalu kembali bergegas menyandarkan tubuh pada dada bidang suaminya.

Namun Hyunjae dibuat melotot kala menyadari bahwa ternyata sang suami tak mengenakan apapun juga.

Kulit bertemu kulit itu menimbulkan sensasi aneh bagi Hyunjae. Rasanya seolah ada yg bangkit di dalam dirinya dengan perasaan yg menggebu gebu. Entah apa itu, ia tak mengerti.

“kakinya tekuk keatas sayang, terus dibuka lebar lebar.” pinta Sangyeon kemudian.

Hyunjae menurutinya, walaupun sembari menengok ke belakang dengan raut wajah khawatir.

“cium mas dulu sayang..”

Sangyeon pikir sebuah lumatan lembut akan dapat membuat Hyunjae sedikit merasa nyaman, namun nyatanya tidak.

“gapapa gausah takut, mas gabakal kasar juga sama kamu.. tolong ini tuangin dikit ke tangannya mas.” lanjutnya sembari menyerahkan sebuah botol kecil yg berisi pelumas pada Hyunjae. Lantas, tangannya kembali menghilang ke dalam selimut.

Ternyata Sangyeon membalurkan cairan tersebut ke area sensitif Hyunjae terutama hole nya. Awalnya hanya mengusap usap lembut, lalu perlahan berusaha untuk memasukkan jarinya.

Hyunjae yg tadinya hanya mencengkeram kedua kaki suaminya itu kini terlihat tengah menggigiti lengan kekar Sangyeon yg terulur ke depan, lengan yg kini jemarinya mulai bermain keluar masuk di dalam lubang diujung sana.

“sakit sayang?”

Hyunjae menggeleng pelan, dan Sangyeon pun tersenyum senang.

“mau nyoba sekarang?”

Walaupun sedikit ragu, namun pada akhirnya Hyunjae mengangguk juga.

“sini dipangku sama mas. Adep sini, nanti masukin sendiri senyamannya kamu aja, kalo gabisa jangan dipaksa ya? Mas gapapa banget kalo disuruh nungguin kamu sampe bener bener siap ngelakuin ini.”

“i-iya masss..”

Setelah berbalik badan, Hyunjae yg awalnya khawatir kini fokusnya teralih pada 'sesuatu' milik suaminya dibawah sana. Bagaimana bisa ukurannya sebesar itu? Pikirnya.

Sangyeon tau kemana arah pandang Hyunjae, ia juga tau sepenasaran apa Hyunjae saat itu. Lalu diraihnya satu tangan Hyunjae dan dituntunnya untuk menggenggam kejantanannya yg ternyata dengan menggunakan satu tangan Hyunjae pun tak cukup untuk melingkupinya.

Membuat si manis terbelalak shock.

“a-apa engga sakit kalo segede ini mas?”

“gimana kalo dimasukin ke mulut kamu dulu aja?”

Tanpa menunggu arahan, Hyunjae yg penasaran spontan merunduk, membuka mulutnya, lalu memasukkan penis besar suaminya ke dalam mulut.

Kini mulutnya terasa sangat penuh dengan pipi yg menggembung lucu.

Namun tak lama kemudian Hyunjae melepaskannya. Entah mengapa, tiba tiba saja hasratnya meledak ledak tak terkendali.

“dimasukin aja.” ujarnya kemudian.

“kamu yakin?”

“eum.”

Lantas Hyunjae mengambil posisi diatas kedua kaki sang suami sembari berpegang pada kedua bahunya.

“inget, kalo ga tahan jangan dipaksa. Ngerti?”

Sebagai awalan, Sangyeon melumat habis bibir tipis Hyunjae hingga terlihat sedikit membengkak. Sebelum pada akhirnya Hyunjae perlahan menurunkan pinggulnya.

Sial, baru kepala penisnya saja tubuh Hyunjae serasa dibelah menjadi dua. Tanpa sadar, pegangan tangannya dibahu kini telah berganti mendekap kepala sang suami di dadanya.

Sementara Snagyeon yg tenggelam di dada Hyunjae sibuk menyesapi kedua nipple pinknya hingga membuat si manis menggila dan nekat menjatuhkan diri hingga penis sang suami tenggelam seluruhnya sampai ke pangkal, seiring dengan suara teriakan yg menggema ke seluruh penjuru ruangan beradu dengan derasnya guyuran hujan diluar sana.

Perlahan, Hyunjae melepasakan dekapannya dan terpampanglah wajah manisnya yg basah oleh air mata bercampur keringat, serta nafas yg memburu. Namun entah mengapa justru membuatnya terlihat sangat seksi dimata sang suami.

Dengan sabar, Sangyeon mengusap wajah si manis sembari menunggu helaan nafasnya kembali teratur dan sedikit tenang.

“sakit? Maaf ya sayang..” ujarnya sembari mengecupi wajah Hyunjae.

“a-aku yg mau mas..”

“tetep aja mas ga tega liat kamu kesakitan kaya gini. Maaf ya?” kali ini permintaan maafnya diiringi dengan genggaman tangan di ‘milik’ si manis sembari memainkan ujungnya.

Lagi lagi, Hyunjae dibuat belingsatan seperti orang kesetanan. Terlebih, miliknya masih basah bekas pelumas yg tadinya Sangyeon balurkan.

“ja-jangan masss.. nanti keluar.”

“gapapa, sengaja nunggu kamu enak dulu baru mas berani buat gerak. Biar ga terlalu sakit rasanya.”

Tak lama kemudian, desahannya mulai terdengar seperti rengekan, Sangyeon tau Hyunjae sedang menuju klimaksnya. Saat itulah, Sangyeon membalik posisi mereka dengan sekali gerakan, hingga kini Hyunjae berada di bawah kungkungannya.

Hyunjae terlihat menggeliat geliat dengan wajah mengiba seiring dengan melesaknya penis besar sang suami yg menghujamnya tanpa ampun. Namun Hyunjae gagal mempertahankan dirinya, tangan besar sang suami yg sedari awal bermain pada ‘miliknya’ sukses membawanya menuju nikmatnya yg pertama.

Inginnya teriak, namun bibir tipisnya yg kini telah membengkak merah kalah cepat dengan raupan Sangyeon dan kembali melumatnya rakus.

Tubuhnya yg lemas kini hanya pasrah tersentak sentak akibat dari brutalnya sang suami yg sedang mengejar nikmat.

Seakan lupa pada janjinya untuk tak menyakiti si manis, Sangyeon yg melihat penis besarnya dilahap oleh lubang sempit Hyunjae dibawah sana justru semakin menggila, tak peduli pada permohonan ampun yg mengalir dari mulut Hyunjae terlebih kini ‘milik’ si manis kembali mengeras. Semakin bersemangatlah Sangyeon menghujamkan penisnya hingga ke pangkal.

Akhirnya, teriakan Hyunjae lolos kala penis besar sang suami terasa berkedut dan semakin mengeras, dihentakkan dengan sangat kuat seolah ingin merobek lubang sempit itu, yg kini si empunya terlihat begitu mengenaskan.

“isepin ujungnya sayang.. masih belum keluar semua itu.” ujar Sangyeon sembari menjejalkan kepala penisnya ke dalam mulut Hyunjae, sembari terus mengocoknya.

“shhh makasih sayang.. sekarang nungging.”

“mas ampun maassssss.. besok ada kelas lohhh..” rengek Hyunjae memohon ampun pada suaminya yg ternyata seperkasa itu. Ia benar benar tak menyangka. Padahal kini kondisinya terlihat sangat menyedihkan dengan tubuh yg lemas, bibir yg bengkak, sekujur tubuh yg penuh kissmark, serta mulut dan lubangnya yg penuh bekas sperma.

Namun nyatanya Sangyeon tak peduli, ia menarik selimut untuk membungkus tubuh keduanya dan kembali menggagahi si manis yg montok, hingga malam itu dipenuhi oleh teriakan Hyunjae yg memohon ampun.

Inginnya melawan, namun Hyunjae kalah tenaga. Tubuhnya yg ditindih oleh tubuh kekar Sangyeon berakhir pasrah di ditiduri oleh sang suami hingga pagi menjelang.

Akhirnya setelah berbulan bulan menikah, inilah malam pertama keduanya, yg akan menjadi awal rumah tangga mereka berjalan sebagaimana mestinya.