Melebur Menjadi Satu


Ditengah tengah gempuran rasa pusing dan efek berputar yg mendera, Juyeon berusaha sebisa mungkin untuk menutup mata dan pergi tidur karna efek alkohol yg baru terasa kini semakin menyiksanya.

Dan semakin dirasakan, hal tersebut semakin membuat kepalanya sakit serta timbulnya efek mual karna perutnya juga terasa seperti diaduk.

Untunglah, Juyeon tak membutuhkan waktu yg lama untuk membuat dirinya terlelap karna beberapa menit kemudian rasa kantuk mulai datang. Namun tiba tiba ia merasakan sebuah pergerakan sebelum berhasil terlarut di dalam mimpi.

Juyeon yg berada diambang batas sadar antara kantuk dan efek alkohol itupun sebenarnya enggan membuka mata. Kepalanya terasa sangat berat namun ia penasaran juga apa yg sedang terjadi karna ia merasakan sesuatu yg hangat dibawah sana.

Dan betapa terkejutnya Juyeon kala ia melihat Hyunjae yg tengah sibuk mengoral penisnya dengan mulut dibawah sana dengan keadaan tubuh keduanya yg polos tanpa terbalut sehelai benangpun. Entah kapan Hyunjae melucuti sisa pakaian ditubuh mereka, Juyeon benar benar tak sadar.

Hyunjae yg menyadari bahwa Juyeon telah membuka matanya pun menghentikan kegiatannya, lalu berpindah duduk diatas tubuh Juyeon dan menggesekkan penis keduanya dengan tatapan usil serta smirk yg tercetak dibibirnya.

Namun suasana tetap hening. Tak ada sedikitpun percakapan yg tercipta diantara keduanya. Juyeon hanya berdiam diri melihat Hyunjae melakukan apa yg ia mau. Antara kaget dan menipisnya tingkat kesadaran.

Wajah Hyunjae masih merah padam. Membuatnya terlihat sangat seksi dimata Juyeon. Hingga tanpa disadari, beberapa saat kemudian keduanya telah saling melumat agresif dengan posisi Hyunjae yg masih berada diatas. Pinggulnya juga tak berhenti bergerak menekan nekan kejantanan Juyeon yg kini telah menegak sempurna. Sesekali, Hyunjae juga akan menggesek gesekkannya hingga timbul lah sensasi aneh yg membuat nafsu keduanya semakin memuncak ditengah kesadaran yg sangat tipis tersebut.

Juyeonpun gelap mata. Kini ia membalikkan posisi keduanya dan membuat Hyunjae berada diatas. Kalap mencumbu kekasihnya itu dan menikmati setiap inci kulit mulusnya dengan bibir dan lidahnya. Membuat Hyunjae mendesah nikmat. Dan desahan tersebut adalah suara terindah yg pernah Juyeon dengar.

Setelah puas dengan bibir dan leher Hyunjae yg kini penuh dengan bercak merah, Juyeon pun turun menuju spot favoritnya, yaitu dada Hyunjae. Jika kedua tangannya sibuk meremas, maka mulut dan lidahnya sibuk menyesapi kedua nipple pink Hyunjae. Membuat si target mengerang menahan rasa geli namun candu tersebut. Ia pun beberapa kali menekan kepala Juyeon agar menghisap lebih kuat lagi.

Hyunjae juga akan membusungkan dadanya kala Juyeon dengan sengaja memberikan gigitan gigitan kecil pada kedua nipplenya itu. Setiap hal yg Juyeon lakukan selalu berhasil membuatnya menggila dan selalu ingin lebih.

Jika satu tangannya tengah sibuk mencengkeram rambut Juyeon, maka satunya lagi terulur kebawah meraih kejantanan Juyeon yg besar. Mengocoknya dan sesekali memberikan pijatan lembut membuat benda tersebut semakin mengeras hingga urat uratnya ikut timbul.

Kesadaran keduanya yg kini telah menghilang, membuat kegiatan tersebut semakin memanas dan berakhir runtuhlah tembok pertahanan keduanya.

Kalap.

Dan entah sejak kapan keduanya melebur menjadi satu. Tak hanya saling mencumbu, namun juga berbagi kenikmatan.

Seberapa kuatnya mereka berusaha untuk tetap sadar dan menahan diri, malam itu pengaruh alkohol telah mengambil alih kontrol keduanya. Hingga berlomba lomba untuk mengejar kenikmatan. Dan saling menyentuh disemua bagian tanpa terkecuali. Menikmati setiap inci kulit satu sama lain.

Hyunjae yg telah hilang kewarasannya itu tak sadar jika kini ia telah membiarkan Juyeon masuk kedalam 'dirinya'. Dan Juyeon yg telah runtuh pertahanannya itupun juga tak menyadari bahwa ia sedang menggagahi kekasihnya. Menikmati 'sesuatu' yg selama ini hanya dalam bayangannya. Menghujamnya tanpa ampun hingga seringkali membuat Hyunjae berteriak dan memohon ampun karna rasa sakit namun Juyeon yg telah gelap mata itupun tak peduli.

Juyeon terus memaksakan kejantanannya yg besar itu untuk tenggelam hingga kepangkal pangkalnya. Membuat Hyunjae membusungkan badannya sembari mencengkeram seprai dikedua sisinya erat erat. Walaupun sakit, entah mengapa rasanya secandu itu hingga membuatnya ingin terus berada dibawah kungkungan Juyeon, mengiba untuk terus disakiti dengan kejantanan kekasihnya yg berukuran jauh lebih besar darinya tersebut.

Dalam seadaan seperti ini, aura dominan Juyeon terasa jauh lebih kuat dan mengintimidasi. Membuat Hyunjae merasa ciut dan serasa ingin tunduk, membiarkan Juyeon melakukan apapun pada dirinya. Menikmati setiap afeksi yg diberikan dan juga memberikan semua yg ia punya pada kekasihnya tersebut.