Sunkyu Flashback


Malam itu hujan turun sangat deras. Waktu yg tepat untuk bergelung diatas tempat tidur dengan selimut yg hangat. Namun berbeda halnya dengan Changmin yg sedang merutuki kebodohannya sendiri.

Sore harinya, sepulang bekerja Sunwoo mengajaknya berjalan jalan keluar untuk sekedar mencari udara segar. Hal biasa yg sering mereka lakukan akhir akhir ini. Karna Sunwoo tau, pria kecilnya itu pasti bosan setengah mati dengan kesehariannya yg hanya berdiam diri dirumah tanpa teman. Karna kakak sepupunya, Jacob, juga tengah sibuk bekerja. Bahkan tak jarang pulang larut karna banyaknya pekerjaan.

Biasanya, mereka akan berada diluar sampai jam makan malam tiba, lalu mencari santapan untuk mengisi perut, baru setelah itu mereka akan pulang kerumah.

Namun sial, malam itu ketika sedang berada ditengah perjalanan pulang, tiba tiba saja hujan deras mengguyur bumi tanpa peringatan. Membuat keduanya basah kuyup karna Sunwoo hanyalah orang biasa yg sederhana, yg hanya memiliki kendaraan roda dua sebagai satu satunya alat transportasi. Dan Changmin tak pernah keberatan soal itu, walaupun selama ini ia dimanjakan dengan kemewahan berkat circlenya yg merupakan orang orang berada. Jika Sunwoo bisa menerima statusnya dengan lapang dada, maka ia harus melakukan hal yg sama. Pikirnya dahulu.

Semakin larut, Changmin tak lagi merutuki kebodohannya, karna kini yg sedang ia rutuki adalah nasib sialnya.

Harusnya Changmin mendengarkan apa yg Jacob katakan saat ia tiba dirumah tadi, agar mandi menggunakan air hangat. Tapi nyatanya, ia malah membasuh tubuhnya dengan air dingin dan membuatnya semakin kedinginan.

Harusnya, ia juga tak menuruti ide konyolnya yg terus mendesak untuk meminta sebuah pelukan hangat dari Sunwoo.

Harusnya, di suasana yg syahdu dengan rintik hujan yg mengguyur itu, ia tak memberikan izin pada Sunwoo untuk mencium bibirnya.

Harusnya, status singlenya yg telah lama membuatnya rindu akan sentuhan itu tak menjadi alasan baginya memberi izin pada Sunwoo untuk menjamahnya lebih jauh.

Hingga membuat Changmin terbuai dan mengikuti permainan Sunwoo malam itu. Dan Changmin baru tersadar akan kebodohannya kala mereka berdua tak lagi mengenakan sehelai benangpun.

Sebenarnya, Changmin masih bisa menyelamatkan diri andai ia tak kalah tenaga dengan Sunwoo yg sudah kepalang memuncak nafsu birahinya malam itu.

Dengan ukuran tubuh yg jauh berbeda, jelas Changmin kalah telak karna nyatanya percuma saja ia mengiba dan memohon. Sunwoo yg telah gelap mata tersebut seolah seolah tuli akan apa yg keluar dari mulut Changmin, hingga Changmin berakhir pasrah dibawah kungkungannya. Terpaksa menuruti apa yg Sunwoo minta sampai pagi menjelang.

Changmin ingin menangis saja rasanya. Namun ia kembali jatuh terbuai kala kata kata manis keluar dari mulut Sunwoo seolah menenangkan kegelisahannya dan membuatnya terlena, memberikan kepercayaan pada laki laki yg beberapa waktu terakhir mengisi hari harinya tersebut.

“Kamu percaya sama aku kan?”

“Ta-tapi kita hikss.. kita ini apa Nu?!”

Mendapat pertanyaan yg seolah menyudutkan dan menuntut kejelasan, Sunwoo pun mulai mengeluarkan skill bahasa tubuhnya yg merupakan act of service.

Tanpa banyak bicara, ia menyingkap rambut si manis yg menutupi dahinya, menyeka keringatnya, lalu menangkup wajahnya dan menghujani wajah Changmin dengan kecupan kecupan ringan. Hal sepele namun mampu meluluhkan hati Changmin hingga membuatnya tenang dan urung untuk menangis.

“Aku gamau ngabisin waktu buat hal hal gapenting semacem pacaran. Aku maunya kita langsung nikah aja. Sebenernya ini surprise. Aku pengen dateng kerumah dan ngelamar kamu diem diem. Tapi berhubung kamu kayanya hilang kepercayaan sama aku, jadi yaa terpaksa aku bilang. Aku tau kamu pasti nyesel ngelakuin hal ini tanpa kejelasan status dari aku. Aku tau kamu pasti punya banyak ketakutan kedepannya. Tapi aku udah nyusun rencana sedemikian rupa dibelakang kamu buat hubungan kita. Tapi sekarang ga surprise lagi..”

“Bebb-beneran? Kamu ga bohong kan? 🥺”

“Aku gamau ngasih omongan apa apa karna aku tau kamu punya keraguan. Jadi sebagai gantinya kamu bisa tinggal disini dan ngawasin aku tiap detik sampai tiba waktunya semua rencana aku siap dilakuin. Abis itu, aku bakal bawa orangtua aku kerumah kamu. Gimana?”

“Mmm a-aku.....”

“Tolong jangan kaya gini. Sedih banget rasanya ga dipercaya sama orang yg aku cinta. Mau kan tinggal disini? Dan kamu bakal liat seberapa besar keseriusan aku sama kamu. Disini aja ya? Aku janji bakal cepet nyelesein semua persiapannya dan ngelamar kamu kerumah.”

“I-iya aku mau..”

“Makasih, sayang..” pungkasnya antusias sembari mendekap Changmin dengan kondisi yg masih sama sama telanjang.

Lagi lagi, Changmin percaya akan kata kata manis yg Sunwoo ucapkan dengan begitu mudah.

Dan hanya dengan bermodal mulut manis itu, Sunwoo menjadikannya sebagai senjata andalan kala ia membutuhkan tempat pelampiasan nafsu.

Hingga pada akhirnya aktivitas intim tersebut berubah menjadi kebiasaan baru bagi mereka berdua selama beberapa minggu terakhir.

Tanpa Changmin sadari bahwa lelaki yg belum lama ia kenal tersebut adalah seorang predator kelas kakap. Dan Changmin bukanlah satu satunya di hidup Sunwoo..