The Day!
Suasana bahagia terlihat menyelimuti tempat dimana dilaksanakannya sebuah prosesi sakral sekali seumur hidup yg akan mengikat dua orang anak adam yg kini tengah berdiri berhadapan di depan altar. Dengan sorang pendeta diantara keduanya.
Senyum terkembang diwajah para tamu yg tak seberapa banyak jumlahnya itu.
Kecuali Hyunjae, dia udah bengek duluan sambil gebukin lakinya dibarisan kursi paling depan. Mana Juyeonnya pasrah banget dijadiin samsak tinju. Poor Juyeon :(
Setidaknya, itulah gambaran para tamu undangan. Namun berbanding terbalik dengan kedua mempelai.
Keduanya terlihat saling melempar death glare ke satu sama lain. Bahkan saat mengucap janji suci sekalipun. Tatapan maut keduanya tak berubah sama sekali. Membuat sang pendeta kebingungan.
Karna daripada bahagia, keduanya lebih terlihat ingin saling membunuh walaupun prosesi tersebut berjalan dengan lancar dan tanpa kendala sedikitpun.
Mereka pikir, semuanya telah usai sesudah janji suci terucap. Karna keduanya telah mengambil ancang ancang ingin kabur dari tempat terkutuk itu. Sebelum pada akhirnya Hyunjae berteriak, “CIUM!! CIUM!! CIUM!!” Membuat yg lain ikut menyorakkan hal yg sama.
Jelas saja death glare keduanya beralih ketempat dimana Hyunjae berada. Dan dibalas dengan tawa terpingkal pingkal.
Ingatkan Younghoon dan Chanhee untuk membunuh Hyunjae nanti setelah acara selesai. Oke?
Karna tak punya pilihan lain, terpaksa Younghoon merengkuh pinggang Chanhee dengan satu tangan dan menarik dagunya dengan tangan yg lain. Membuat Chanhee melotot tak percaya dengan apa yg musuhnya itu lakukan. Terlebih, itu adalah first kissnya.
“Jangan GR. Ini cuma formalitas.” Bisik Younghoon disela sela ciuman mereka.
“Idih najis. Gue harus mandi kembang sepulang dari sini.” Balas Chanhee sinis. Berusaha berbicara dengan lugas karna bibirnya tengah dilumat oleh orang yg selama ini ia benci tersebut.
Hal terbsebut jelas mengundang tawa Hyunjae, bahkan kini ia terlihat bertepuk tangan heboh.
Bagaimana bisa kedua orang tersebut saling melumat bibir satu sama lain dengan tatapan mematikan? Sangat konyol.
Bahkan Changmin pun kini tak lagi bisa menahan hasratnya untuk tak tertawa juga. Geli rasanya melihat pemandangan abnormal tersebut.
Untungnya, acara tersebut berjalan lancar dan selesai dengan cepat sesuai rencana. Perasaan legapun terpancar dari kedua mempelai karna keduanya ingin segera pergi. Bahkan jika diizinkan mereka ingin menghilang dari muka bumi saja rasanya.
Setelah para tamu mulai meninggalkan tempat satu persatu, Younghoon buru buru melangkahkan kakinya menuju pintu utama, namun sepertinya dewi fortuna tak berpihak padanya, karna langkahnya harus terhenti akibat interupsi dari sang ibu yg menggema ke seluruh penjuru ruangan.
“KIM YOUNGHOON!!”
“Mati gue..” keluhnya lirih.
“MAU KEMANA KAMU HAH?!”
“A-anu, mau pulang.”
“SENDIRIAN?!”
“Ya terus???”
“Bawa Chanhee pulang dong.. kan udah nikah. Jadi kalian harus tinggal bareng. Mama ga nyangka kamu sebodoh ini.”
“Tapi-
“GA ADA TAPI TAPIAN ATAU MAMA TARIK SEMUA FASILITAS KAMU?! Biar jadi gembel kamu dijalanan!!”
Sejujurnya Younghoon sangat lelah dengan semua yg terjadi akhir akhir ini. Namun apa daya menolakpun percuma. Dan berakhir ia menarik tangan Chanhee lalu dibawa pulang sesuai dengan perintah orangtuanya.
Bukan kerumah orangtuanya, karna selama ini Younghoon tinggal terpisah dan mempunyai rumah sendiri setelah sukses membangun perusahaan milik pribadi bersama Hyunjae selepas keduanya menyelesaikan kuliah.
Canggung.
Itulah yg mereka rasakan sesampainya dirumah mewah milik Younghoon.
Jika sebelumnya kedua anak adam tersebut saling melempar tatapan maut, kini keduanya justru saling menghindari kontak mata. Rasanya sangat aneh..
“Mmm gu-gue pulang aja gasih?” Ujar Chanhee tiba-tiba. Mengawali pembicaraan.
“Dan bikin gue dimaki maki sama mama? GAK!! Enak aja lo mau lari dari masalah..”
“Ck, yg lari juga siapa? Gue cuma ga biasa aja. Aneh rasanya.. ga nyaman.”
“Tapi seriusan deh, semalem gue ngajakin lo ngebahas kemungkinan terburuknya tuh cuma iseng doang. Anggep aja angin lalu. Daripada ga ngobrol yakan? Tapi gue ga nyangka kalo kita beneran dijodohin.”
“Gue juga gapercaya tapi nyatanya udah terjadi kan? Terus lo mau apa?”
“Gatau. Pusing.”
“Lo pikir gue ga pusing hah?! Awas aja lo memperlakukan gue kaya Juyeon dulu, gue bunuh lo!!”
“Masih aja bahas itu. Hei, sikon kita sekarang lebih rumit dari sekedar perbedaan status sosial.”
“Alaahhhh awalnya doang bilang gitu. Ntar lama lama juga keliatan sifat aslinya. Karna dulu lo yg pertama kali ngide buat mainin hidupnya Juyeon, jadi dimata gue lo sama Hyunjae tuh sama! Sama sama gapunya otak! Songong mentang mentang kaya raya! Tapi jangan harap gue pasrah kaya Juyeon dulu. Sekali lo macem macem, gue bakal bales setimpal. Liat aja..”
“Duhh gusti cape banget.. bisa gasih jangan memperburuk keadaan? Semua ini udah berat banget rasanya. Masih aja suujon sama gue.”
“Ya gimana ya? First impression gue ke lo sama Hyunjae tuh udah terlanjur jelek. Tapi emang beneran jelek sih kelakuan kalian. Jadi gue ga salah dong?”
“Orang kan bisa berubah seiring berjalannya waktu. Wajar dulu gue ga ngotak soalnya masih muda. Gabisa mikir panjang. Tapi sekarang udah engga. Nyatanya Changmin baik baik aja tuh selama sama gue. Jadi tuduhan lo itu ga berdasar.”
“Tapi gue gapernah liat sendiri kelakuan baik lo itu. Soalnya tiap ketemu sama lo, ujung ujungnya ribut mulu. Heran..”
“Itu kan lo yg mulai. Gue salah apa coba sama lo? Kenal juga kaga. Hari hari dimusuhin mulu. Yg heran tuh gue.. dahlah gue lagi males debat. Cape.”
“EEEE TUNGGU!!”
“Apalagi?”
“Mau kemana lo?!”
“Mandi. Abis itu tidur. Cape.”
“Terus gue gimana?”
“Apanya yg gimana sih? Jangan bikin orang mikir mulu deh.”
“Ya gue tidur dimana?”
“Disitu aja udah. Sofa mahal tuh. Gabakal bikin pegel.”
“GUE ADUIN MAMA YA LO!!”
“Apes apa gue berjodoh sama anakan setan gini.. cape banget..”
“APA LO BILANG?!”
“Demi Tuhan, bisa gasih ngomongnya kalem dikit? Gausah teriak teriak gitu. Gue denger..”
“Gatau kenapa tiap liat wajah lo tuh bawaannya kesel mulu.”
“Dihh aneh..”
“Gue gamau tau pokoknya tidur di kamar!!”
“Yaudah tidur aja. Ribet..”
“Tapi gamau sama lo!!”
“Yg mau tidur sama lo juga siapa? Disini ada banyak kamar tapi kosongan. Yg ada kasurnya cuma satu soalnya gue tinggal sendiri. Kalo lo mau tidur dilantai ya silahkan.”
“Kamar lo yg mana?”
“Itu pintu belakang lo.”
Tanpa basa basi Chanhee beranjak dari duduknya lalu menuju ke kamar yg sebelumnya Younghoon tunjukkan. Membuat si empunya rumah kebingungan.
“HEH MAU NGAPAIN LO?!”
“Rebahan. Cape.”
“Tapi itu kan kamar gue!!”
“Tau.”
“Lo bilang gamau tidur sama gue? Jangan bikin puyeng ya setan!!”
“Emang. Jadi lo aja sana yg tidur di sofa. Gue mah ogah.”
“INI RUMAH GUEEEEEEEE!!”
“Tau kok. Gausah teriak gitu.”
“Wahhh parah nih bocah.. gatau diri!!”
“Karna kita udah nikah jadi lo harus memperlakukan gue dengan baik hehehe 😏”
“BUNUH AJA GUE BUNUUUHHHHH!!”